KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya lah dan hidayah-Nya jualah penulisan makalah ini dapat selesai
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk dijadikan referensi yang lengkap
dan menyeluruh tentang “Elektrokimia”.
Makalah ini
disusun secara khusus dan sistemika untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah “Kimia
Dasar” dan penyusunannya dilakukan secara kelompok. Substansi yang
terdapat dalam makalah ini berasal dari beberapa referensi buku dan
literature-literatur lain, ditambah pula dari sumber-sumber lain yang berasal
dari media elektronik melalui pengambilan bahan dari internet. Sistematika
penyusunan makalah ini terbentuk melalui kerangka yang berdasarkan acuan
atausumber dari buku maupun literatue-literatur lainnya.
Makalah yang
berjudul “Elektrokimia” ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran
bagi mahasiswa, dosen atau masyarakat umum dan juga sebagai bahan pembanding
dengan makalah lain yang secara substansial mempunyai kesamaan. Tentunya dari
konstruksi yang ada dalam makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah “Kimia
Dasar” banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap
diberikan kritikan yang membangun kepada para pembaca.
Makassar, 28
Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
A. Pengertian Sel Elektrokimia.............................................................................................. 3
B. Penggolongan
Elektrokimia dan Pran Jembatan Garam................................................... 5
C. Potensial
Standard an Konstanta Kesetimbangan Reaksi Sel........................................... 9
D. Potensial Sel dengan ∆G Reaksi
Hubungan dengan Reaksi Kimia................................ 15
E. Persamaan
Nerst.............................................................................................................. 17
F. Potensial
Reduksi Standard an Komposisi..................................................................... 22
BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 28
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 28
B. Saran................................................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek
elektronik dan reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia di
karakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Dengan kata lain
adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan arus listrik dan potensi.
Metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada
reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang
berlangsung pada elektroda yang sama/ berbeda dalam suatu sistem elektrokimia.
Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia.
Secara garis besar, sel elektrokimia dapat digolongkan
menjadi dua:
1.
Sel Galvani
2.
Sel
Elektrolisis
Elektrokimia
sendiri memiliki banyak manfaat dalam bidang analisis kimia, diantaranya:
a.
Elektroanalisis
b.
Elektrosistesis
c.
Elektrokoagulasi
d. Elektrodialisis
e.
Elektrowining
f.
Elektrofining
g.
Elektropalting,dsb.
Sel elektrolisis merupakan pemanfaatan arus listrik untuk
menghasilkan reaksi redoks. Oleh karena itu, elektrolisis adalah proses
penguraian suatu senyawa dengan pengaliran arus listrik yang melaluinya. Dalam
elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Sel
elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta karena listrik digunakan untuk
melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Proses elektrolisis dimulai dengan
masuknya elektron dari arus listrik searah kedalam larutan melalui kutub
negatif. Sehingga, diharapkan makalah ini dapat membahas secara lebih detail
tentang sel elektrokimia.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sel elektrokimia?
2. Bagaimana penggolongan sel elektrokimia serta peran jembatan garam?
3. Bagaimana potensial sel standar dan konstanta kesetimbangan reaksi sel?
4. Bagaimana reaksi sel dan reaksi hubungan dengan reaksi kimia?
5. Bagaimana pembentukan Persamaan Nernst?
6. Bagaiaman potensial reduksi standar dan komposisi?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penggolongan sel
elektrokimia dan peranan jembatan garam.
2. Untuk mengetahui potensial sel standar dan konstanta kesetimbangan reaksi
sel.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang hubungan potensial sel dan
reaksi dengan reaksi kimia.
4. Untuk mengetahui persamaan Nernst.
5. Untuk mengetahui potensial reduksi standar dan komposisi.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Sebagai acuan atau referensi bagi mahasiswa yang akan mempelajari tentang
sel elektrokimia.
2. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
kimia dasar.
3. Sebagai sarana atau sumber pemberian
informasi bagi pembaca tentang sel elektrokimia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sel Elektrokimia
Definisi elektrokimia adalah ilmu
yang mempelajari aksi antara sifat-sifat listrik dengan reaksi kimia. Misalnya
perubahan energi kimia menjadi energy listrik pada elemen elektrokimia, reaksi
oksidasi-oksidasi secara spontan pada elemen yang dijadikan sumber arus
listrik, dan perpindahan elektron dan perpindahan elektron dalam larutan
elektrolit dan terjadi pada aki. Elektrokimia ini dikenal dengan dalam bahasa
inggrisnya adalah electo chemistry.
Adapun
berbagai definisi elektrokimia lainnya yaitu
1. Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi
kimia yang berlangsung dalam larutan pada antarmuka konduktor elektron (logam
atau semikonduktor) dan konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan
perpindahan elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis dalam
larutan.Jika reaksi kimia didorong oleh tegangan eksternal, maka akan seperti
elektrolisis, atau jika tegangan yang dibuat oleh reaksi kimia seperti di
baterai, maka akan terjadi reaksi elektrokimia. Sebaliknya, reaksi kimia
terjadi di mana elektron yang ditransfer antara molekul yang disebut oksidasi /
reduksi (redoks) reaksi. Secara umum, elektrokimia berkaitan dengan situasi di
mana oksidasi dan reduksi reaksi dipisahkan dalam ruang atau waktu, dihubungkan
oleh sebuah sirkuit listrik eksternal.
2. Elektrokimia adalah ilmu tentang hubungan antara senyawa
listrik dan kimia. Elektrokimia merupakan studi yang mempelajari bagaimana
reaksi kimia dapat menimbulkan tegangan listrik dan tegangan listrik terbalik
dapat menyebabkan reaksi kimia dalam sel elektrokimia. Konversi energi dari
bentuk kimia ke bentuk listrik dan sebaliknya adalah inti dari elektrokimia.
Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel galvanik dan elektrolit. Sel galvanik
adalah sel yang menghasilkan tenaga listrik ketika sel mengalami reaksi kimia
sedangkan Sel elektrolit adalah sel yang mengalami reaksi kimia ketika tegangan
listrik diterapkan. Elektrolisis dan korosi adalah contoh dari proses penting
seperti yang ada pada elektrokimia. Prinsip-prinsip dasar elektrokimia didasarkan
pada rasio tegangan antara dua zat dan memiliki kemampuan untuk bereaksi satu
sama lain. Semakin lama logam dalam elemen galvanik yang terpisah dalam seri
tegangan elektrokimia, semakin kuat listrik akan terekstrak. Teori
Elektro-kimia dan metode elektrokimia memiliki aplikasi praktis dalam teknologi
dan industri dalam banyak cara. Penemuan dan pemahaman reaksi elektrokimia
telah memberikan kontribusi untuk mengembangkan sel bahan bakar dan baterai,
dan pemahaman logam relatif terhadap satu sama lain dalam elektrolisis dan
korosi.
B.
Penggolongan Elektrokimia dan Peran
Jembatan Garam
Elektrokimia adalah hubungan reaksi kimia dengan gaya gerak
listrik (aliran electron). Adapun penggolongan elektrokimia terdiri dari dua
macam, yaitu :
u Reaksi kimia menghasilkan daya gerak listrik (Sel Gallvani)
u Daya gerak listrik menghasilkan reaksi kimia (Sel
Elektrolisa)
Alat yang digunakan untuk mempelajari elektrokimia disebut
sel elektrokimia. Sel elektrokimia adalah sistem yang terdiri dari elektroda yang
tercelup pada larutan elektrolit.
1. Sel
Gallvani/Sel Volta
Pada gambar di atas, logam Zn akan mengalami oksidasi,
sedangkan logam Cu akan mengalami reduksi. Reaksi kimianya adalah :
Zn
→ Zn2+ + 2 e E0=
+0,76 volt
Cu2+ + 2 e → Cu E0 = +0,34 volt
Zn
+ Cu2+ → Zn2+ + Cu, Esel=
+1,1 Volt.
Fungsi dari jembatan garam adalah
untuk menetralkan kelebihan anion dan kation pada larutan dan untuk menutup
rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-menerus.
Prinsip-prinsip Sel Volta atau Sel Galvani:
a. Gerakan electron dalam sirkuit eksternal akibat adanya
reaksi redoks.
b. Terjadi perubahan energi kimia → energi listrik
c. Pada anoda, electron adalah produk dari reaksi oksidasi
(anoda kutub negative)
d. Pada katoda, electron adalah reaktan dari reaksi reduksi
(katoda kutub positif)
e. Arus electron mengalir dari anoda ke katoda, arus listrik
mengalir dari katoda →
anoda.
f. Jembatan garam menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.
Konsep-Konsep Sel Volta
a. Deret Volta :
Li, K, Ba, Ca,Na, Mg, Al, Mn, Zn,
Fe, Ni. Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au
Makin ke kanan, mudah direduksi atau
sukar dioksidasi. Makin ke kiri mudah dioksidasi, makin aktif dan sukar
direduksi.
b. Notasi Sel
Contoh : Zn/Zn+2//Cu+2/Cu
Dimana : / = potensial ½ sel
// = potensial sambungan sel (jembatan
garam)
Macam-Macam Sel Volta
1) Sel Kering atau Sel Leclance
Sel ini
sering dipakai untuk radio, tape, senter, mainan anak-anak, dll. Katodanya
sebagai terminal positif terdiri atas karbon (dalam bentuk grafit) terlindungi oleh pasta karbon, MnO2
dan NH4Cl2 . Anodanya adalah lapisan luar yang terbuat dari seng dan
muncul dibagian bawah baterai sebagai terminal negatif.
Reaksi Anoda adalah oksidasi dari
seng :
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Reaksi Katoda :
2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- → Mn2O3(s)
+ 2NH3(aq) + H2O
Amonia yang
terbentuk pada katoda akan bereaksi dengan Zn2+ yang dihasilkan pada
anoda dan membentuk ion Zn(NH3)42+
2) Sel Aki
ü Katoda : PbO2
ü Anoda : Pb
ü Elektrolit : Larutan H2SO4
Reaksinya adalah sebagai berikut :
PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq)
→ PbSO4(s)
+ 2H2O (katoda)
Pb (s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e- (anoda)
Pb (s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e- (anoda)
PbO2(s)
+ Pb (s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq)
→ 2PbSO4(s)
+ 2H2O (total)
Pada saat
selnya berfungsi, konsentrasi asam sulfat akan berkurang karena ia terlibat
dalam reaksi tersebut.
Keuntungan dari baterai jenis ini adalah bahwa ia dapat diisi ulang
(recharge) dengan memberinya tegangan dari sumber luar melalui proses
elektrolisis, dengan reaksi :
2PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) (total)
2PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) (total)
Kerugian dari baterai jenis ini adalah, secara bentuk, ia terlalu berat dan
lagi ia mengandung asam sulfat yang dapat saja tercecer ketika
dipindah-pindahkan.
3) Sel Bahan Bakar
Sel
bahan bakar adalah suatu sel Galvani dimana selalu tersedia pereaksi yang
dialirkan ke elektroda sehingga sel selalu bekerja secara kontinyu. Sel Bacon
terdiri dari anoda nikel dan katoda nikel. Nikel oksida dengan elektrolit
larutan KOH. Elektroda tersebut berpori dan gas- gas berdifusi sehingga
bersentuhan dengan eletroda.
Reaksi anoda (-) 2H2 + 4OH 4H2O +4e-
Reaksi katoda (+) 2H2O+O2+4e- 4OH-
Reaksi sel 2H2O+O2 2H2O
4) Baterai Ni-Cd
Disebut
juga baterai ni-cad yang dapat diisi ulang muatannya dan yang umum dipakai pada
alat-alat elektronik peka. Potensialnya adalah 1,4 Volt.
Katodanya adalah NiO2
dengan sedikit air
Anodanya adalah Cd
Reaksinya adalah sebagai beikut :
Cd(s) + 2OH- (aq) → Cd(OH)2(s)
+ 2e-
2e- + NiO2(s) + 2H2O → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)
2e- + NiO2(s) + 2H2O → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)
Baterai ini
lebih mahal dari baterai biasa.
2. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis adalah arus listrik yang menimbulkan reaksi
redoks.
Pada sel
elektrolisis, katoda akan tereduksi dan anoda yang akan teroksidasi. Pada katoda,
terdapat 2 kemungkinan zat yang ada, yaitu:
· Kation (K+)
· Air (H2O) (bisa ada atau
tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan).
Pada anoda, terdapat 3 (tiga)
kemungkinan zat yang ada, yaitu :
· Anion (A-)
· Air (H2O) (bisa ada atau
tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan)
· Elektroda. Elektroda ada dua macam,
antara lain inert (tidak mudah bereaksi, seperti Platina (Pt), emas (Aurum/Au),
dan karbon (C)) dan tidak inert (mudah bereaksi, zat lainnya selain Pt, C, dan
Au).
Ada berbagai macam reaksi pada sel
elektrolisis, yaitu :
1) Reaksi yang terjadi pada katoda
Ø Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs,
Fr), IIA (Be, Mg, Cr, Sr, Ba, Ra), Al dan Mn.
Ø Jika kationnya berupa H+.
Ø Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama logam)x+ + xe → (nama
logam)
2) Reaksi yang terjadi pada anoda
Ø Jika elektroda inert (Pt, C, dan Au), ada 3 macam reaksi :
Jika
anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-, SO42-),
maka reaksinya 2 H20 → 4H+
+ O2 + 4 e
Jika
anionnya OH-, maka reaksinya 4
OH- → 2H20 + O2 + 4 e
Jika
anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka
reaksinya adalah 2 X(halida) → X
(halida)2 + 2 e
Ø Jika elektroda tak inert (selain tiga macam di atas), maka
reaksinya Lx+ + xe
C.
Potensial Sel Standard an Konstanta
Kesetimbangan Reaksi Sel
a. Potensial
Sel Standar
Potensial sel adalah Gaya yang
dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit eksternal.
Elektroda tersusun dari elektroda
itu sendiri dan bahan kimia (reagents) yang terlibat. Sel elektrokimia
umumnya tersusun atas dua elektroda. Setiap elektroda disebut sebagai setengah
sel (half cell). Reaksi yang terjadi pada tiap elektroda disebut reaksi
setengah sel atau reaksi elektroda. Berdasarkan jenisnya, elektroda dapat
digolongkan menjadi :
1.
Elektroda
Logam-ion logam
Yaitu elektroda yang berisi logam
yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan ionnya, contohnya elektroda Cu |
Cu2+.
2.
Elektroda Amalgam
Amalgam adalah larutan logam
dalam Hg cair. Pada elektroda ini, amalgam logam M akan berada dalam
kesetimbangan dengan ionnya (M2+). Logam – logam aktif seperti Na
dan Ca dapat digunakan sebagai elektroda amalgam.
3.
Elektroda Redoks
Yaitu elektroda yang melibatkan
reaksi reduksi – oksidasi di dalamnya, contohnya elektroda Pt | Fe3+,
Fe2+.
4.
Elektroda Logam – Garam tak Larut
Elektroda ini berisi logam M yang
berada dalam kesetimbangan dengan garam sangat sedikit larutnya Mυ+Xυ- dan
larutan yang jenuh dengan Mυ+Xυ- serta mengandung garam
atau asam terlarut dengan anion Xz-.
Contoh : elektroda Ag – AgCl yang
terdiri dari logam Ag, padatan AgCl, dan larutan yang mengandung ion Cl- dari
KCl atau HCl.
5.
Elektroda Gas
Yaitu elektroda yang berisi gas yang
berada dalam kesetimbangan dengan ion-ion dalam larutan, misalnya elektroda Pt | H2(g) | H+(aq).
6. Elektroda Non Logam – Non Gas
Yaitu elektroda yang berisi unsure
selain logam dan gas, misalnya elektroda Brom (Pt | Br2(l) | Br-(aq)) dan yodium
(Pt | I2(s) | I-(aq)).
7. Elektroda Membran
Yaitu
elektroda yang mengandung membrane semi permiabel. Untuk menggerakkan muatan
dari satu titik ke titik lain diperlukan beda potensila listrik antara kedua
muatan. Beda potensial diukur antara dua elektroda yanitu elektroda pengukur
dan elektroda pembanding. Sebgaai elektroda pembanding umunya digunakan
elektroda hydrogen (H+ | H2 |
Pt) atau elektroda kolamel (Cl- | Hg2Cl2(s) |
Hg). Beda potensial inilah yang dinyatakan sebagai daya gerak listrik (DGL).
Bila elektroda pengukur mempunyai nilai lebih besar dari elektroda hidrogen
(bernilai positif), maka elektroda tersebut mempunyai kecenderungan untuk
tereduksi (bersifat oksidator). Sedangkan bila elektroda pengukur mempunyai
nilai lebih kecil dari elektroda hidrogen (bernilai negatif), maka elektroda tersebut
mempunyai kecenderungan untuk teroksidasi (bersifat reduktor). Karena reaksi
setengah sel pada elektroda ditulis dalam bentuk reduksi, maka nilai potensial
elektroda standar juga dapat disebut potensial reduksi standar.
Potensial
sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan parsial gas dalam sel;
Potensial sel standar E0 sel :
potensial pada 250C, konsentrasi ion 1 M dan
tekanan parsial 1 atm.
Potensial
sel standar dihitung dengan menggunakan potensial-potensial standar zat-zat
yang mengalami redoks.
Diagram/
notasi sel dilambangkan : Oksidasi
Xn+
n+
E0sel = E0red - E0oks
E0oks = potensial standar zat yang mengalami oksidasi
E0red = potensial standar zat yang mengalami reduksi
Kanan dan kiri disini
hanya berhubungan dengan notasi sel, tidak berhubungan dengan susunan fisik sel
tersebut di laboratorium. Jadi yang
diukur di laboratorium dengan potensiometer adalah emf dari sel sebagai volta
atau sel galvani, dengan emf > 0.
Contoh:
Diketahui data:
Pb2+ + 2e E0 = - 0,76 volt
In3+ + 3e E0
= - 0,34 volt
Tentukan:
a. Persamaan kimia
b. Notasi sel
c. E0 sel
Pembahasan :
Pb2+ +
2e à
Pb E0 =
- 0,76 volt
In3+ + 3e à In E0
= - 0,34 volt
a. Persamaan elektrokimia
Anoda : Pb à Pb2+ + 2e
à
3Pb à 3Pb2+ + 6e E0 = + 0,76 volt
Katoda : In3+ +
3e à
In
à 2In3+ +
6e à 2In E0
= - 0,34 volt +
Redoks: 3
Pb +
2 In3+ à 2 In
+ 3 Pb2+ E Sel = +
0,44 Volt
b. Notasi sel
Oksidasi
Pb2+
3+
c. E0 sel
E0sel = E0reduksi - E0oksidasi
=
- 0,34 – (- 0,76)
=
+ 0,44 volt
Jika potensial elektroda berharga positif, artinya elektroda tersebut
lebih mudah mengalami reduksi daripada H+, dan jika potensial
elektroda berharga negatif artinya elektroda tersebut lebih sulit untuk
mengalami reduksi dibandingkan denga H+.
Jadi, potensial elektroda
berharga positif, berarti elektroda tersebut lebih mudah mengalami reduksi
daripada H+.
b. Konstanta
Kesetimbangan Reaksi Sel
Setiap reaksi kimia dapat dituliskan
sebgaai kombinasi dari dua buah reaksi setengah sel sehingga potensial sel
dapat diasosiasikan dengannya. Nilai ∆ ditentukan oleh relasi nFԑ = -∆G.
kondisi kesetimbangan untuk setiap reaksi kimia adalah ∆G0 = -nF
0, kita dapat menulis :
RT ln K = nF
0,
ln K =
karna,
sehingga,
Log10K
=
……………………………………………………………….
(1)
Dengan
memakai persamaan (1), kita dapat menghitung konstanta kesetimbangan untuk
setiap reaksi dari potensial sel standar yang pada gilirannya dapat diperoleh
dari nilai-nilai pada tabel potensial setengah sel standar.
Setengah
Reaksi
|
E0(Volt)
|
Li(s)
Li+(aq)
+ e
|
-3,04
|
K(s)
K+(aq) +
e
|
-2,92
|
Ba(s)
Ba2+(aq)
+ 2e
|
-2,90
|
Ca(s)
Ca2+(aq)
+ 2e
|
-2,87
|
Na(s)
Na+(aq)
+ e
|
-2,71
|
Mg(s)
Mg2+(aq)
+ 2e
|
-2.37
|
Be(s)
Be2+(aq)
+ 2e
|
-1,85
|
Al(s)
Al3+(aq)
+ 3e
|
-1,66
|
Mn(s)
Mn2+(aq)
+ 2e
|
-1,18
|
H2(aq) + 2OH-(aq)
2H2O(aq)
+ 2e
|
-0,83
|
Zn(s)
Zn2+(aq)
+ 2e
|
-0,76
|
Cr(s)
Cr3+(aq)
+ 3e
|
-0,74
|
Fe(s)
Fe2+(aq)
+ 2e
|
-0,44
|
Cd(s)
Cd2+(aq)
+ 2e
|
-0,40
|
Co(s)
Co2+(aq)
+ 2e
|
-0,28
|
Ni(s)
Ni2+(aq)
+ 2e
|
-0,25
|
Sn(s)
Sn2+(aq)
+ 2e
|
-0,14
|
Pb(s)
Pb2+(aq)
+ 2e
|
-0,13
|
H2(s)
2H+(aq)
+ 2e
|
0,00
|
Sb(s)
Sb3+(aq)
+ 3e
|
+0,10
|
Sn(s)
Sn4+(aq)
+ 4e
|
+0,13
|
Cu(s)
Cu2+(aq)
+ 2e
|
+0,34
|
2I-
I2(aq) +
2e
|
+0,54
|
Hg(s)
Hg2+(aq)
+ 2e
|
+0,62
|
Fe(s)
Fe3+(aq)
+ 3e
|
+0,77
|
Ag(s)
Ag+(aq)
+ e
|
+0,80
|
2Br-
Br2(aq)
+ e
|
+1.07
|
Pt(s)
Pt2+(aq)
+ 2e
|
+1,50
|
Au(s)
Au3+(aq)
+ 3e
|
+1,52
|
Co(s)
Co3+(aq)
+ 3e
|
+1,82
|
Fe(s)
Fe3+(aq)
+ 3e
|
+2,87
|
Untuk menghitung konstanta kesetimbangan untuk setiap reaksi
dari potensial sel standart,yang pada gilirannya dapat diperoleh dari nilai
nilai pada table potensial setengah sel standart. Metoda berikut ini dan contoh
contohnya menggambarkan procedure yang akan memastikan untuk memperoleh e0 dengan ukuran besar dan tandanya.
Langkah 1. Pecahkan reaksi sell menjadi dua
reaksi setengah sell.
a.Untuk
reaksi setengah sell yang pertama ( yang di sebelah kanan elektroda) pilihlah
spesies teroksidasi yang muncul pada sisi reaktan dari reaksi sell dan tuliskan
kesetimbangan dengan spesies tereduksi yang sesuai.
b.Untuk
reaksi setengah sell yang kedua (elektroda sebelah kiri) pilih spesies
teroksidasi yang muncul di sisi produk dari reaksi sell dan tulis kesetimbangan
dengan spesies tereduksi yang sesuai.
Tulis
kedua reaksi setengah sell dengan electron pada sisi reaktan.
Langkah 2 Setimbangkan reaksi setengah sell
dengan jumlah electron yang sama,n, pada masing masingnya.
Langkah 3 Jika reaksi setengah sell kedua
dikurangkan dari yang pertama, seluruh reaksi sell diselesaikan ; periksalah
untuk meyakinkannya. Kurangkan potensial elektroda dengan cara yang sama
(pertama minus kedua) untuk memperoleh potensial standar sell, eo.
Langkah 4 Pergunakan persamaan (8.50) untuk menghitung K
Contoh soal :
Melalui persamaan RT ln K = nFeo, atau pada 25oC log10K =
, hitung Konstanta kesetimbangan ( K ) dari
persamaan reaksi tersebut :
2MnO4- + 6H+ + 5H2C2O4 « 2Mn2+ + 8H2O
+ 10CO2
Penyelesaian :
Reaksi setengah ini (pilih spesi teroksidasi, MnO4-,
pada sisi reaktan untuk reaksi setengah sell)
MnO4-
+ 8H+ + 5e- « Mn2+ + 4H2O eo= 1,51V;
2CO2
+ 2H+ + 2e- « H2C2O4 eo = - 0,49V.
Kalikan koefisien reaksi pertama dengan 2, juga reaksi kedua
dengan 5, kita peroleh :
2MnO4-
+ 16H+ + 10e- « 2Mn2+ + 8H2O eo= 1,51V;
10CO2
+ 10H+ + 10e- « 5H2C2O4 eo = - 0,49V.
Dikurangkan, kita peroleh
2MnO4- + 6H+ + 5H2C2O4 « 2Mn2+ + 8H2O
+ 10CO2
eo = 1,51 V – (-0,49V) = 2 V
karena n = 10,
atau K = 10338
D.
Potensial Sel dan ∆G Reaksi Hubungan
dengan Reaksi Kimia
Hubungan antara energi bebas Gibbs dan potensial sel arus
nol( E ) dapat diturunkan dengan memperhatikan perubahan G pada saat reaksi sel
bertambah dengan kuantitas yang sangat kecil dξ pada beberapa kompoesisi. Maka
G pada P,T tetap dan kompoesisitertentu akan berubah besar.
∆G0 =
)P.T .......................................................................................(2)
Karena
kerja maksimum yang dapat dilakukan reaksi itu ketika reaksi berlangsung
sebesar d ζ pada temperatur dan tekanan tetap adalah
d
We = ∆G0
. d
ζ ....................................................................................(3)
yang
harga nya sangat kecil dan komposisi sistem sebenarnya adalah tetap ketika
reaksi ini berlangsung. Sehingga nkerja yang dilakukan untuk muatan yang sangat
kecil –zF. d ζ yang bergerak dari anoda ke katoda dengan beda potensial
tertentu akan berharga
d We = - n F d
ζ. E ....................................................................................(4)
jika kita
samakan persamaan ( 2 ) dan ( 3 ) maka didapat
-nF E0 = ∆G0
..................................................................................(
5 )
atau E0= -
) , adalah jumlah elekrton yang terlibat dalam
setengah reaksi.
Sehingga,
Berdasarkan
harga energi bebas gibbs ∆G,
dapat diramalkan berlangsung tidaknya suatu sel elektrokimia. Suatu reaksi sel
akan berlangsung spontan bila ∆G< 0 atau harga E > 0.
Contoh :
Gunakan potensial elektroda standar untuk menghitung ∆G0
pada 250C dalam reaksi :
Zn(s) + 2Ag+aq → Zn2+(aq)
+ 2Ag(s)
Penyelesaian :
Setengah reaksi dan jumlah potensial elektrodanya adalah :
2Ag+(aq) + 2e-
→ 2Ag(s) E0
= +0,80 V
Zn(s)
→ Zn2+(aq) + 2e- E0 = -0,76 V -
2Ag+)aq) + Zn(s)
→ 2Ag(s) + Zn2+(aq) E0 = +1,56 V
Setiap setengah reaksi melibatkan
dua elektron, maka n = 2. Nilai potensial sel, E0 = +1,56 V dan
tetapan Faraday, F adalah 9,65 x 104 C. Dengan demikian.
∆G0 = -n.F.Esel
=
- (2) (9,65 x 104 C) (1,56 V)
=
-3,01 x 105 J
Jadi, perubahan energi bebas standar
adalah -3,01 x 105 J atau sama dengan 301 kJ.
E.
Persamaan Nerst
Walther Hermann Nernst adalah kimiawan Jerman yang
menerapkan asas-asas termodinamika ke
sel listrik. Dia menciptakan sebuah persamaan yang dikenal sebagai persamaan
Nernst, yang menghubungkan voltase sel ke propertinya. Lepas dari Joseph
Thomson, ia menjelaskan mengapa senyawa terionisasi dengan mudah dalam air.
Penjelasan ini disebut aturan Nernst-Thomson yang menyatakan bahwa sulit halnya
bagi ion yang ditangkap untuk menarik satu sama lain melalui insulasi molekul
air, sehingga terdiosiasi.
Persamaan Nernst adalah persamaan yang melibatkan
potensial sel sengan konsentrasi suatu reaksi. Reaksi oksidasi reduksi banyak
yang dapat dilangsungkan pada kondisi tertentu untuk membangkitkan listrik.
Dasarnya bahwa reaksi oksidasi reduksi itu harus berlangsung spontan di dalam
larutan air jika bahan pengoksidasi dan pereduksi tidak sama. Dalam sel Galvani
oksidasi diartikan sebagai dilepaskannya elektron oleh atom, molekul atau ion
dan reduksi berarti diperolehnya elektron oleh partikel-partikel itu. Sebagai
contoh reaksi oksidasi sederhana dan berlangsung spontan adalah bila lembar
tipis zink dibenamkan dalam suatu larutan tembaga sulfat maka akan terjadi
logam tembaga menyepuh pada lembaran zink dan lembaran zink lambat laun melarut
dan dibebaskan energi panas. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Zn + CuSO4 → ZnSO4 + Cu
Reaksi yang sebenarnya adalah antara ion zink dengan tembaga yaitu :
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Tiap atom zink kehilangan dua elektron dan tiap ion tembaga memperoleh dua elektron untuk menjadi sebuah atom tembaga.
Oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e-
Reduksi : Cu2+ + 2e- → Cu
Reaksi yang sebenarnya adalah antara ion zink dengan tembaga yaitu :
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Tiap atom zink kehilangan dua elektron dan tiap ion tembaga memperoleh dua elektron untuk menjadi sebuah atom tembaga.
Oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e-
Reduksi : Cu2+ + 2e- → Cu
Sel yang mencapai kesetimbangan
kimia dapat melakukan kerja listrik ketika reaksi di dalamnya menggerakkan
elektron-elektron melalui sirkuit luar. Kerja yang dapat dipenuhi oleh transfer
elektron tertentu bergantung pada beda potensial antara kedua elektron.
Perbedaan potensial ini disebut potensial sel dan diukur dalam volt (V). Jika
potensial sel besar maka sejumlah elektron tertentu yang berjalan antara kedua
elekroda dapat melakukan kerja listrik yang besar. Sebaliknya, jika potensial
sel kecil maka elektron dalam jumlah yang sama hanya dapat melakukan sedikit kerja.
Sel yang reaksinya ada dalam kesetimbangan tidak dapat
melakukan kerja dan sel demikian memiliki potensial sel sebesar nol. Pada sel
konsentrasi digunakan dua electrode yang sama namun konsentrasi larutannya yang
berbeda. Electrode dalam larutan pekat merupakan katode (tempat terjadinya
reaksi reduksi) sedangkan electrode dalam larutan encer merupakan anode (tempat
terjadinya reaksi oksidasi).
Pada persamaan
Nernst, K bukanlah suatu tetapan kesetimbangan Karena larutan-larutan yang
diperkirakan adalah pada konsentrasi-konsentrasi awal dan bukan konsentrasi
kesetimbangan. Bila suatu sel volta telah mati atau terdiscas habis, barulah
sistem itu berada dalam kesetimbangan. Pada kondisi ini Esel = 0 dan
faktor K dalam persamaan Nernst setara dengan tetapan kesetimbangan.
F.
Potensial Reduksi Standar dan
Komposisi
Arus listrik yang terjadi pada sel
volta disebabkan elektron mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif.
Hal ini disebabkan karena perbedaan potensial antara kedua elektroda. Andaikan
kita mengukur perbedaan potensial (ΔV ) antara dua elektroda dengan menggunakan
potensiometer ketika arus listrik yang dihasilkan mengalir sampai habis. Maka
akan diperoleh nilai limit atau perbedaan potensial saat arus listriknya nol
yang disebut sebagai potensial sel ( E0sel )
Perbedaan potensial yang diamati
bervariasi dengan jenis bahan elektroda dan konsentrasi serta temperatur
larutan elektrolit. Sebagai contoh untuk sel daniell, bila diukur dengan
potensiometer beda potensial pada suhu 250C saat konsentrasi ion Zn 2+
dan Cu2+ sama adalah 1,10V. Bila elektroda Cu/Cu2+ dalam
sel daniell diganti dengan elektroda Ag/Ag+ potensial sel adalah
1,56V. Jadi dengan berbagai kombinasi elektroda dapat menghasilkan nilai
potensial sel yang sangat bervariasi. Jadi alat potensiometer digunakan untuk
mengukur perbedaan potensial antara dua elektroda sedangkan untuk mengukur
nilai potensial mutlak untuk suatu elektroda tidak bisa dilakukan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu
elektroda yang dipakai sebagai standar atau pembanding dengan
elektroda-elektroda yang lainny. Dan telah ditentukan yang digunakan sebagai
elektroda standar adalah elektroda hidrogen. Elektroda hidrogen terdiri dari
gas H2 dengan tekanan 1 atm yang dialirkan melalui sekeping logam
platina ( Pt ) yang dilapisi serbuk Pt harus pada suhu 250C dalam
larutan asam ( H+ ) 1M. Berdasarkan perjanjian elektroda hidrogen
diberi nilai potensial 0,00Volt.
Potensial sel yang terdiri atas
pasangan elektroda hidrogen / standar ( H/H+ ) dan elektroda Zn/Zn2+
adalah -0,76V. Bila elektroda Zn/Zn2+ diganti dengan Cu/Cu2+
maka besar potensialnya selnya menjadi +0,34V.
H2 + Zn2+ à
2H+ + Zn E0
= -0,76V
H2 + Cu2+ à
2H+ + Cu E0
= +0,34V
Karena besarnya potensial elektroda
hidrogen =0,00V maka potensial reduksi (
E0red ) zn dan Cu dapat ditentukan :
Zn2+ +2e à
Zn E0 = -0,76V disingkat E0red Zn =
-0,76V
Cu2+ +2e à
Cu E0 = +0,34V disingkat E0red Cu =
+0,34V
Potensial reduksi ( E0red
) menunjukkan kecenderungan untuk menerima elektron.jadi berdasarkan nilai
potensial eletroda diatas, potensial elektroda Zn bernilai negatif ( - )
menunjukkan bahwa Zn/Zn2+ lebih sukar untuk menerima
elektron/direduksi dibanding dengan H/H+ dan Cu bernilai positif ( +
) menunjukkan bahwa Cu/Cu2+ lebih mudah untuk menerima
elektron/direduksi dibanding dengan H/H+
Semakin sukar untuk direduksi
berarti semakin mudah untuk dioksidasi dan sebaliknya semakin mudah direduksi
berarti semakin sukar dioksidasi. Karena besar potensial oksidasi ( E0oks ) berlawanan
dengan potensial reduksi ( E0red )
Zn à Zn2+ + 2e E0 = +0,76V disingkat ( E0oks
)Zn = +0,76V
Cu à Cu2+ + 2e E0 = -0,34V disingkat ( E0oks
)Cu = -0,34V
Potensial
sel volta
Potensial sel volta dapat ditentukan dengan percobaan dengan
menggunakan potensiometer/voltmeter dan secara teoritis potensial sel dapat
dihitung berdasarkan perbedaan potensial reduksi ( E0red
) kedua elektroda atau penjumlahan potensial oksidasi pada anoda dengan
potensial reduksi pada katoda.
Sebagai contoh pada sel daniel :
Zn2+ +2e à Zn E0
= -0,76V
Cu2+ +2e à Cu E0
= +0,34V
Yang mempunyai harga potensial reduksi ( E0red
) lebih kecil akan di oksidasi dan yang potensial reduksi ( E0red
) lebih besar akan direduksi .
Anoda ( oksidasi ) : Zn à
Zn2+ + 2e E0
= +0,76V
Katoda ( reduksi ) : Cu2+ + 2e à
Cu E0 =
-0,34V
Reaksi total ( redoks ) : Zn + Cu2+ à
Zn2+ + Cu E0
= +1,10V
Secara singkat dapat dihitung :
Nilai E0red
yang lebih kecil akan dioksidasi dan yang lebih besar akan direduksi. Maka Zn
akan dioksidasi dan Cu akan direduksi.
E0oks Zn =
+0,76V
E0red Cu =
+0,34V
E0sel = E0oks
+ E0red =
0,76 V + 0,34V = 1,10V
Nilai potensial sel ( E0sel ) yang
positif menunjukkan bahwa reaksi tersebut dapat berlangsung secara spontan.
Maka sebaliknya reaksi :
Cu + Zn2+ à Cu2+ + Zn E0= -1,10V
Nilai potensial sel ( E0sel ) nya
negatif menunjukkan bahwa dalam keadaan normal tidak akan terjadi reaksi.
Reaksi dapat terjadi bila ada suplai elektron dari luar/dialiri listrik yang
akan dibahas pada elektrolisis
Setengah reaksi reduksi ( pada
katoda )
|
E0red ( volt
)
|
Li+(aq) + e-
à Li(s)
|
-3,04
|
K+(aq) + e-
à K(s)
|
-2,92
|
Ca2+(aq) +
2e- à Ca(s)
|
-2,76
|
Na+(aq) + e-
à Na(s)
|
-2,71
|
Mg2+(aq) +
2e- à Mg(s)
|
-2,38
|
Al3+(aq) +3e-
à Al(s)
|
-1,66
|
Zn2+(aq) +
2e- à Zn(s)
|
-0,76
|
Cr3+(aq) +
3e- à Cr(s)
|
-0,74
|
Fe2+(aq) +
2e- à Fe (s)
|
-0,41
|
Cd2+(aq) +
2e- à Cd (s)
|
-0,40
|
Ni2+(aq) +
2e- à Ni (s)
|
-0,23
|
Sn2+(aq) +
2e- à Sn (s)
|
-0,14
|
Pb2+(aq) +
2e- à Pb (s)
|
-0,13
|
Fe3+(aq) +
3e- à Fe (s)
|
-0,04
|
2H+(aq) + 2e-
à H2 (g)
|
0,00
|
Sn4+(aq) +
2e- à Sn2+ (aq)
|
0,15
|
Cu2+(aq) + e-
à Cu2+ (aq)
|
0,16
|
ClO4-(aq)
+ H2O(l) + 2e- à ClO3-(aq) + 2OH-(aq)
|
0,17
|
AgCl(s) + e-
à Ag(s) + Cl-(aq)
|
0,22
|
Cu2+(aq) +
2e- à Cu(s)
|
0,34
|
ClO3-(aq)
+ H2O(l) + 2e- à ClO2-(aq) + 2OH-(aq)
|
0,35
|
IO-(aq) + H2O(l)
+2e-à I-(aq) +
2OH-(aq)
|
0,49
|
Cu+(aq) + e-
à Cu (s)
|
0,52
|
I 2 (s) + 2e- à 2I- (aq)
|
0,54
|
ClO2-(aq)
+ H2O(l) + 2e- à ClO-(aq) + 2OH-(aq)
|
0,59
|
Fe3+(aq) +
2e- à Fe2+(aq)
|
0,77
|
Hg22+(aq)
+ 2e- à 2Hg(l)
|
0,80
|
Ag+(aq) + e-
à Ag (s)
|
0,80
|
Hg2+(aq)
+ 2e- à Hg(l)
|
0,85
|
ClO-(aq)
+ H2O(l) + 2e- → Cl-(aq) + 2OH-(aq)
|
0,90
|
2Hg2+(aq)
+ 2e- → Hg22+(aq)
|
0,90
|
NO3-(aq)
+ 4H+(aq) + 3e- → NO(g) + 2H2O(l)
|
0,96
|
Br2(l)
+ 2e- → 2Br-(aq)
|
1,07
|
O2(g)
+ 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l)
|
1,23
|
Cr2O72-(aq)
+ 14H+(aq) + 6e- → 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
|
1,33
|
Cl2(g)
+ 2e- → 2Cl-(aq)
|
1,36
|
Ce4+(aq)
+ e- → Ce3+(aq)
|
1,44
|
MnO4-(aq)
+ 8H+(aq) + 5e- → Mn2+(aq) + 4H2O(l)
|
1.49
|
H2O2(aq)
+ 2H+(aq) + 2e- → 2H2O(l)
|
1.78
|
Co3+(aq)
+ e- → Co2+(aq)
|
1.82
|
S2O82-(aq)
+ 2e- → 2SO42-(aq)
|
2.01
|
O3(g)
+ 2H+(aq) + 2e- → O2(g) + H2O(l)
|
2.07
|
F2(g)
+ 2e- → 2F-(aq)
|
2.87
|
Deret volta:
K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Semakin ke kanan semakin mudah
direduksi yang berarti semakin mudah menerima elektron dan merupakan oksidator
(penyebab zat lain mengalami oksidasi).
Semakin ke kiri semakin mudah
dioksidasi yang berarti semakin mudah melepas elektron dan merupakan reduktor
(penyebab zat lain mengalami reduksi).
Logam di sebelah kiri dapat bereaksi
dengan ion logam di sebelah kanannya :
Zn + Cu2+ → Zn2+
+ Cu
Logam
di sebelah kanan tidak dapat bereaksi dengan ion logam di sebelah kirinya :
Cu
+ Zn2+ → tidak bereaksi
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat
adalah sebagai berikut :
Ø Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi
kimia yang berlangsung dalam larutan pada antar muka konduktor elektron (logam
atau semikonduktor) dan konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan
perpindahan elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis dalam
larutan.
Ø Potensial sel adalah Gaya yang
dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit eksternal.
Ø Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan
kelebihan anion dan kation pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga
reaksi dapat berlangsung terus-menerus.
Ø Setiap reaksi kimia dapat dituliskan sebagai kombinasi
dari dua buah reaksi setengah sel sehingga potensial sel dapat diasosiasikan
dengannya.
Ø Hubungan antara energi bebas Gibbs dan potensial sel arus
nol( E ) dapat diturunkan dengan memperhatikan perubahan G pada saat reaksi sel
bertambah dengan kuantitas yang sangat kecil.
Ø Kegunaan
potensial reduksi standar pada tabel adalah sebagai berikut :
1.
Meramalkan
kemampuan oksidasi dan reduksi dari zat.
2.
Semakin positif
nilai E0, maka semakin bertambah daya oksidasi zat,Zat merupakan oksidator yang
baik, sebaliknya.
3.
Semakin
negative nilai E0, semakin bertambah daya reduksi zat, atau zat merupakan
reduktor yang baik.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih
baiknya makalah ini mendapat kritik yang membangun agar dalam penyusunannya
dapat lebih sempurna lagi. Dan alangkah baiknya jika isi dari makalah ini dapat
dikoreksi oleh dosen pengajar agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam memahami
materi tentang Elektrokimia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Kimia Dasar. Diakses di halaman http://imc.kimia.undip.ac.id/mata-kuliah/kimia-dasar-ii/bab-3-sel-elektrokimia/, pada
tanggal 28 Oktober 2013
Atkins, P.W. 1999. Kimia
Fisik Jilid I. Terjemahan Irma I. Kartohadiprojo. Jakarta: Erlangga.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta
; PT. Rineka Cipta.
Tim
Dosen Kimia Universitas Hasanuddin. 2011. Kimia
Dasar. Makassar : Universitas Hasanuddin.
MAKALAH
KIMIA
DASAR
ELEKTROKIMIA
KELOMPOK 10
IRWANSYAH (G11113317)
NICKNOR
D.P.P (G11113327)
RISKA FADILA
(G11113335)
NAEILUL CHAERIYAAH
(G11113320)
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Terima kasih, materinya sangat membantu.
BalasHapussemoga dapat bermanfaat untuk pembaca
dari mana dapat K = 10 pangkat 338
BalasHapusfast respon please hubungi wa saya 082345019890